No.
|
Aspek
|
Penjelasan
|
1.
|
Tokoh Pelopor
|
Edmund Griffith (E.G.) Walter
Bingham,John Darley,Donald G.Paterson, dan E.G. Williamson, tetapi tokoh yang
paling menonjol dan terkenal ialah Williamson karena pandangan dan konsepnya
telah banyak dipublikasikan dalam berbagai artikel,jurnal dan buku-buku.
Williamson yang lahir pada tanggal 14 Agustus 1900 di Rossville, Illionis
|
2.
|
Latar Belakang
|
Konseling dengan pendekatan Trait
and Factor, digolongkan ke dalam kelompok pendekatan pada dimensi kognitif
atau rational. Dalam proses penanganan kasus konseling menggunakan metode
rational. Teori atau pendekatan ini secara intelektual, logis dan rasional
menerangkan, memecahkan kesulitan-kesulitan klient dalam suatu proses
konseling. Konseling dengan pendekatan Trait and Factor atau pendekatan
rasional ini sering disebut konseling yang direktif (directive counseling),
karena konselor secara aktif membantu klien mengarahkan perilakunya menuju
pemecahan kesulitannya, sehingga konseling ini juga disebut konseling yang
“counselor centered” dan ada juga yang menyebutnya sebagai “clinical
counseling”.
Beberapa pendapat mengenai esensi
konseling ini telah dikemukakan oleh para ahli dalam pendekatan ini yang
kesemuanya itu sepenuhnya menggambarkan bahwa konseling ini benar-benar
bersifat “directive”. Akan tetapi kemudian terdapat perubahan-perubahan
pendapat diantara mereka. Pertanyaan-pertanyaan kemudian,seperti dari
Williamson, Darley, nampak tidak lagi bersifat “directive” atau
“counselor-centered”. (baca Rochman Natawidjaja,1978,halaman 73-74 atau pada
Dugan,1958,halaman 3 dan Miller,1961,halaman 180). Penyuluh professional
dimanapun mereka pernah mendapat pendidikan, cenderung menempatkan kliennya
di pusat proses penyuluhan. Dalam penyuluhan itu tidaklah adil kiranya
apabila aliran clinical counseling dianggap sebagai pendekatan yang
“directive”, meskipun memang benar penyuluh-penyuluh dari aliran ini, sampai
begitu jauh, mempertahankan adanya unsur-unsur pengendalian dalam
penyelenggaraan wawancara dan oleh karena itu aliran ini “lebih directive”
sifatnya dari pada aliran clien-centered counseling ( Rochman Natawidjaja,
halaman 74).
|
3.
|
Asumsi Dasar
|
Menurut teori
TAF kepribadian merupakan sistem atau faktor yang salingberkaitan satu dengan
yang lainnya seperti kecakapan, minat, sikap dantempramen.
Ada
beberapa asumsi pokok yang mendasari teori konseling trait andfactor,
1.Karena
setiap individu sebagai suatu pola kecakapan dan kemampuanyang
terorganisasikan secara unik, dan karena kualitas yang relativestabil setelah
remaja, maka tes objektif dapat digunakan untuk mengindentifikasi
karakteristik tersebut.
2.Pola-pola
kepribadian dan minat berkorelasi dengan perilaku kerjatertentu.
3.Kurikulum
sekolah yang berbeda akan menuntut kapasitas dan minatyang berbeda dalam hal
ini dapat ditentukan.
4.Baik
siswa maupun konselor hendaknya mendiagnosa potensi siswauntuk mengawali
penempatan dalam kurikulum atau pekerjaan.
5.Setiap
orang memiliki kecakapan dan keinginan untuk mengindentifikasisecara kognitif
kemampuan sendiri.
6.Manusia merupakan individu yang unik.
7.Manusia memiliki sifat-sifat yang umum.
8.Manusia bukan penerima pasif bawaan dan
lingkungannya.
|
4.
|
Kelebihan dan Kekurangan
|
Kelebihan
Trait and Factor adalah
Kekurangan
Trait and Factor adalah
|
5.
|
Implikasi
|
1.
SECARA
UMUM
- Membantu individu mencapai perkembangan kesempurnaan berbagai aspek kehidupan manusia - Membantu individu dalam memperoleh kemajuan memahami dan mengelola diri dengan cara membantunya menilai kekuatan dan kelemahan diri dalam kegiatan dengan perubahan kemajuan tujuan-tujuan hidup dan karir. - Membantu individu untuk memperbaiki kekurangan, ketidakmampuan, dan keterbatasan diri serta membantu pertumbuhan dan integrasi kepribadian. - Mengubah sifat-sifat sybjektif dan kesalahan dalam penilaian diri dengan menggunakan metode ilmiah. Konseling mengandung maksud untuk mengajak klien berpikir mengenai dirinya dan menemukan masalah dirinya serta mengembangkan cara-cara untuk keluar darimasalah tersebut. Untuk itu secara umum konseling trait & factor dimaksudkan untuk membantu klien yang mengalami: a. Self- clarification b. Self-understanding c. Self-acceptance d. Self-direction e. Self-actualization
2.
BAGI BIMBINGAN DAN KONSELING
Bagi bimbingan dan konseling, dalam hal ini konselor sebaiknya mengarahkan konseling pada pemahaman konseli mengenai dirinya atau self-concept, untuk memudahkan pengintegrasian dengan pekerjaan atau karir tertentu. Pada saat konseling berlangsung, konselor diharapkan mampu menggambarkan pilihan karir yang diharapkan oleh konseli. Pada saat konseli mengungkapkan perasaan mengenai suatu pekerjaan, konselor harus dapat mengungkapkan alasan di balik munculnya perasaan tersebut. Pilihan karir sifatnya kontemporer yang dapat berubah bila konseli menemukan pengalaman baru mengenai pekerjaan yang dirasakan sesuai dengan bakat, prestasi, minat, nilai, dan kepribadiannya. Oleh karena itu konselin sebaiknya dilakukan berulang-ulang pada waktu yang bervariasi dengan mengulang pengungkapan bakat, kemampuan, prestasi, dan minat konseli sehingga kematangan karir tercapai.. |
Daftar Blog Saya
Senin, 22 Oktober 2012
Peta Kognitif Tentang Teori Trait and Factor
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar