BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap organisasi harus
mampu menghadapi tantangan bagaimana menganalisis, memanfaatkan dan
mengembangkan keterampilan dan kemampuan pegawai untuk menjamin bahwa tujuan
lembaga dapat tercapai. Disamping itu, organisasi juga harus menjamin bahwa
pegawai yang terlibat di dalamnya dapat memperoleh kepuasan terhadap
pekerjaannya sekaligus dapat membuat kontribusi yang efektif.
Motivasi merupakan kegiatan yang mengakibatkan,
menyalurkan dan memelihara perilaku manusia. Motivasi bukan hanya satu-satunya
yang mempengaruhi tingkat prestasi seseorang. Dua faktor lainnya yang terlibat
adalah kemampuan individu dan pemahaman tentang perilaku yang diperlakukan
untuk mencapai prestasi yang tinggi atau disebut persepsi peranan. Motivasi,
kemampuan, dan persepsi peranan adalah saling berhubungan. Jadi bila salah satu
faktor rendah, maka tingkat prestasi akan rendah, walaupun faktor-faktor
lainnya tinggi.
Komunikasi membantu perkembangan motivasi dengan
menjelaskan kepada para pegawai apa yang seharusnya dilakukan dan seberapa baik
mereka bekerja. Bagi banyak pegawai, kelompok kerja mereka merupakan sumber
pertama untuk interaksi sosial. Komunikasi yang terjadi di dalam kelompok
tersebut merupakan mekanisme fundamental dengan mana anggota-anggota
menunjukkan kekecewaan, dan rasa puas mereka. Oleh karena itu, komunikasi
menunjukkan ungkapan emosional dari perasaan dan merupakan pemenuhan terhadap
kebutuhan sosial. Kepuasan atas komunikasi dapat mempengaruhi kepuasan kerja,
kepuasan atas komunikasi, kadang-kadang dikacaukan dengan iklim komunikasi. Iklim merupakan fungsi dari
bagaimana kepuasan anggota terhadap komunikasi dalam organisasi. Setiap
perusahaan ingin agar hubungan komunikasi antara unit-unit yang ada dalam
sebuah organisasi berjalan secara baik sehingga dapat memberikan kontribusi
maksimal terhadap kesejahteraan perusahaan tersebut. Apabila suatu komunikasi
dalam organisasi itu berjalan smoothly dan efektif maka hal ini akan
menjadi faktor penting dalam keberhasilan perusahaan.
Komitmen merupakan tingkat sampai sejauhmana seseorang
pegawai memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya, serta
berniat untuk mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi itu. Komitmen
organisasi juga merupakan nilai personal, yang kadang-kadang mengacu pada sikap
loyal pada perusahaan atau komitmen pada perusahaan. Seringkali komitmen
organisasional diartikan secara individu dan berhubungan dengan keterlibatan
orang tersebut pada organisasi tersebut.
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau
hubunganhubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan
pesan. Persepsi adalah inti komunikasi, karena jika persepsi kita tidak akurat,
tidak mungkin kita berkomunikasi dengan efektif. Persepsilah yang menentukan
kita memilih pesan dan mengabaikan pesan yang lain. Prasangka merupakan
persepsi yang tidak tepat yang dimiliki seseorang mengenai sesuatu atau orang
lain sebelum komunikasi dilakukan, yang sangat mewarnai pemahamannya terhadap
pesan komunikasi.
B.
Rumusan
Masalah
·
Apa arti komunikasi kelompok?
·
Bagaimana mengirim dan menerima pesan yang
efektif?
·
Bagaimana komunikasi dalam pemecahan masalah
kelompok?
·
Apa jaringan komunikasi?
·
Apa pengaruh keefektifan komunikasi kelompok?
C.
Tujuan
·
Tahu akan komunikasi kelompok
·
Tahu akan mengirim dan menerima pesan yang
efektif
·
Tahu akan komunikasi dalam pemecahan masalah
kelompok
·
Tahu akan jaringan komunikasi
·
Tahu akan pengaruh keefektifan komunikasi
kelompok.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Komunikasi Kelompok
Komunikasi
kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu
kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi dan sebagainya
(Anwar Arifin, 1984). Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005) mendefinisikan
komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau
lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga
diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat
karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat. Kedua definisi
komunikasi kelompok di atas mempunyai kesamaan, yakni adanya komunikasi tatap
muka, dan memiliki susunan rencana kerja tertentu umtuk mencapai tujuan
kelompok.
Kelompok
adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu
sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan
memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (Deddy Mulyana, 2005).
Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan
masalah, atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan.
Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi antarpribadi. Karena itu
kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok.
B.
Mengirim
dan menerima Pesan
Untuk mengirim pesan secara efektif,
kriteria pengucapan pesan yag harus dilakukan adalah sebagi berikut (johnson,
2006) :
1. Menggunakan kata ganti manusia pertama
untuk menyatakan bahwa pesan tersebut benar-benar dari anda. Kepemilikan secara
personal melibatkan tanggung jawab atas ide-ide dan perasaan yang diekpresikan.
2. Menetapkan kredibilitas. Kredibilitas
pengirim pesan bisa diartikan sebagai pandangan dari penerima pesan tentang
kepercayaan atas pernyataan dari pengirim pesan. Kredibilitas yang tinggi
dilihat saat pesan tersebut (a) reliabel pada sumbernya, (b)termotivasi untuk
menyampaikan kebenaran, (c) ramah dan hangat, (d) dapat dipercaya, (e)
menunjukkan keahlian, dan (f) dinamik.
3. Membuat pesan yang lengkap dan dan
spesifik, termasuk membuat pernyataan yang jelas atas informasi-informasi
penitng yang disampaikan akan terhindar dai ambiguitas.
4. Menggunakan pesan verbal dan nonverbal
kongruen atau serupa. Setiap komunikasi tatap muka (face to face)
melibatkan penyampaian pesan secara verbal dan nonverbal. Penerima pesan akan
bingung jika pesan yang disampaikan secara verbal berbeda dengan yang
nonverbal.
5. Sediakan media yang melimpah.
Mengatakan pesan lebih dari satu kali dan menggunakan berbagai media untuk
menyampaikannya (tulisan atau gambar) akan membantu penerima pesan untuk
memahami pesan yang disampaikan.
6. Meminta tanggapan dari penerima pesan
atas pesan yang disampaikan.
7. Menyesuaikan cara penyampain yang
pantas untuk orang yang ingin dijadikan penerima pesan. Saat menyampaikan pesan
kepada atasan di kantor tentunya berbeda dengan saat menyampaikan pesan kepada
bawahan.
8. Mendiskripsikan perasaan dengan nama
perasaan tersebut, perilaku, dan istilah. Seperti saat bersedih, katakan “Saya
merasa sedih” atau “Rasanya seperti ingin menangis”, dan sebagianya, untuk
menghindari ambiguitas.
9. Mendiskripsikan perilaku orang lain
tanpa mengevaluasi atau menilainya. Seperti saat seseorang terus memotong
pebicaraan, katakan apa yang sesuai dengan yang mereka lakukan “Kau terus
memotong pembicaraan” lebih baik daripada “Kau adalah orang egois yang tidak
mau mendengar pendapat orang lain”.
Kredibilitas Pengirim
Suksesnya
sebuah komunikasi juga ditentukan oleh kredibilitas pengirim pesan. Semakin
kredibel, semakin pesan itu akan didengarkan. Apakah faktor kredibilitas
pengirim?
·
Reliabel
sebagai sumber informasi
·
Motivasi
dalam menyampaikan kebenaran
·
Hangat
dan ramah
·
Dapat
dipercaya
·
Dalam
posisi sebagai seorang ahli
·
Dinamis
Penerimaan Pesan
Kemampuan
yang dilibatkan dalam menerima pesan adalah mengkomunikasikan keinginan untuk
memahami ide atau perasaan dari pengirim pesan tanpa mengevaluasi dan jugsa
memahami dan menginterpretasikan ide dan perasaan pengirim pesan.
Mengkomunikasikan niat untuk ingin memahami cukup penting karena dengan begitu
komunikasi akan menjadi efektif dan pesan dapat diterima dengan benar.
Sedangkan mengevaluasi pesan yang dikirim akan membuat pengirim pesan menjadi
defensif dan tertutup sehingga komunikasi tidak bisa berjalan lancar.
Untuk
spesifikasinya, kemampuan untuk menerima pesan dijabarkan menjadi 3, sebagai
berikut.
1. Menyatakan dengan kata-kata sendiri
(paraphrasing) secara akurat dan non-evaluatif tentang isi pesan dan perasaan
dari pengirim pesan. Menyatakan ulang apa yang dinyatakan oleh pengirim pesan
dengan kata-kata sendiri, menghindari pernyataan setuju atau pun tidak setuju,
tanpa mengurangi isi pesan, dan menunjukkan pemahaman dari pesan tersebut.
Dapat menyatakan pesan dengan kata-kata sendiri adalah kemampuan dasar untuk
menerima pesan.
2. Mendiskripsikan bagaimana kita
melihat/merasakan apa yang dirasakan oleh pengirim pesan. Lebih baik juga jika
setelah mendiskripsikan diikuti dengan menanyakan apakah itu benar apa yang
pengirim pesan rasakan.
3. Merundingkan arti dari pesan yang
dikirim dengan menyatakan interpretasi kepada pengirim pesan sampai terjadinya
kesepakatan tentang arti dari pesan tersebut.
Kemampuan mengirim pesan
dan menerima pesan sangat penting untuk melakukan komunikasi yang efektif. Jika
tidak, miskomunikasi atau kesalah dalam pengiriman pesan dan penerimaan pesan dapat
terjadi sehingga apa yang ditujukan tidak tercapai.
C.
Komunikasi
dalam Pemecahan Masalah Kelompok
Ketika ada masalah utk dipecahkan, mengapa suatu
kelompok ataupun komite biasanya dibentuk?
Pertama-tama suatu kelompok harus
menentukan tujuannya dulu. Kadang suatu kelompok secara spesifik terbentuk
untuk suatu tugas tertentu Dapat pula kelompok menentukan tujuan
spesifiknya, setelah pembentukkan kelompok. Apabila kelompok menetapkan
bahwa fungsinya ialah untuk memecahkan masalah, maka ia kemudian harus
mendefinisikan masalahnya sehingga setiap orang mengerti dengan persis apa yang
dihadapi.
Bagi kelompok tertentu,
mendefinisikan masalah itu mudah. Bagi kelompok lain, menyetujui sifat-sifat
pasti masalah memerlukan waktu lama dan perdebatan. Setelah merumuskan
masalahnya, suatu kelompok akan mencoba memecahkannya. Dengan 4/5 anggota yang
berbeda nilai, atitude dan kepercayaan, pemecahan masalah
dapat menjadi tugas yang sulit.
Pemecahan
masalah kelompok sering menimbulkan ketidakpastian. Setiap individu mengembangkan
cara-cara yang unik untuk memecahkan masalah individual. Apabila suatu kelompok
menghadapi suatu masalah, setiap orang mencoba memecahkan masalah itu
berdasarkan strategi pemecahan masalahnya sendiri. Tidak ada 2 anggota kelompok
yang akan mendekati permasalahan dari perspektif yang sama. Adanya perbedaan
pendekatan ini, mengakibatkan setiap anggota kelompok menjadi tidak yakin akan
strateginya, dan tidak pula paham akan strategi orang lain. Kesabaran,
pengertian dan komunikasi yang efektif diperlukan untuk mengatasi
ketidakpastian ini.
D.
Jaringan
Komunikasi
Jaringan komunikasi adalah saluran yang digunakan untuk
meneruskan pesan dari satu orng ke orang lain. Jaringan ini dapat dilihat dari
dua perspektif. Pertama, kelompok kecil sesuai dengan sumberdaya yang
dimilikinya akan mengembangkan pola komunikasi yang menggabungkan beberapa
struktur jarngan komunikasi. Jaringan komunikasi ini kemudian merupakan sistim
komunikasi umum yang akan digunakan oleh kelompok dalam mengirimkan pesan dari
satu orang keorang lainnya. Kedua, jaringan komunikasi ini bias dipandang
sebagai struktur yang diformalkan yang diciptakan oleh organisasi sebagai sarana
komunikasi organisasi. Beberapa pengertian jaringan komunikasi menurut beberapa
ahli dapat disebutkan
sebagai berikut:
1) Pengertian jaringan komunikasi menurut Rogers (1983) adalah suatu jaringan yang terdiri atas: individu-individu yang saling berhubungan, yang dilmbungkan oleh arus komunikasi yang terpola.
2) Hanneman dan Mc Ever dalam Djamali (1999) menyatakan bahwa jaringan komunikasi adalah pertukaran informasi yang terjadi secara teratur antara dua orang atau lebih.
1) Pengertian jaringan komunikasi menurut Rogers (1983) adalah suatu jaringan yang terdiri atas: individu-individu yang saling berhubungan, yang dilmbungkan oleh arus komunikasi yang terpola.
2) Hanneman dan Mc Ever dalam Djamali (1999) menyatakan bahwa jaringan komunikasi adalah pertukaran informasi yang terjadi secara teratur antara dua orang atau lebih.
3) Knoke dan
Kuklinski (1982) melihat jaringan komunikasi sebagai suatu jenis hubungan yang
secara khusus merangkai individu-individu, obyek-obyek dan peristiwa-peristiwa.
4) Berger dan Chaffee mengutip pendapat Farace (1977) yang melihat jaringan komunikasi sebagai suatu pola yang teratur dari kontak antara person yang dapat diidentifikasi sebagai pertukaran informasi yang dialami seseorang di dalam sistem sosialnya (Berger dan Chaffee.1987:239).
5) Feldman dan Arnold (1993) membedakan jaringan komunikasi menjadi dua jenis, yaitu jaringan komunikasi formal (menyerupai struktur organisasi) dan jaringan komunikasi informal yang disebut juga sebagai grapevine atau benalu komunikasi.
6) Sajogyo (1996) mengistilahkan jaringan komunikasi informal ini sebagai jaringan komunikasi tradisional. Jaringan komunikasi tradisional merupakan saluran komunikasi yang paling penting untuk mobilisasi desa .
4) Berger dan Chaffee mengutip pendapat Farace (1977) yang melihat jaringan komunikasi sebagai suatu pola yang teratur dari kontak antara person yang dapat diidentifikasi sebagai pertukaran informasi yang dialami seseorang di dalam sistem sosialnya (Berger dan Chaffee.1987:239).
5) Feldman dan Arnold (1993) membedakan jaringan komunikasi menjadi dua jenis, yaitu jaringan komunikasi formal (menyerupai struktur organisasi) dan jaringan komunikasi informal yang disebut juga sebagai grapevine atau benalu komunikasi.
6) Sajogyo (1996) mengistilahkan jaringan komunikasi informal ini sebagai jaringan komunikasi tradisional. Jaringan komunikasi tradisional merupakan saluran komunikasi yang paling penting untuk mobilisasi desa .
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut di atas dapat
disimpulkan pengertian jaringan komunikasi secara lebih khusus sesuai dengan
penelitian ini, yaitu suatu rangkaian hubungan di antara individu-individu
dalam suatu sistem sosial sebagai akibat dari terjadinya pertukaran informasi
di antara individu-individu tersebut, sehingga membentuk pola-pola atau model
jaringan komunikasi tertentu. Rogers dan Kincaid (1981) membedakan pola atau
model Jaringan komunikasi ke dalam Jaringan Personal Jari-jari (Radial Personal
Network) dan Jaringan Personal Saling mengunci (Interlocking Personal Network).
Model Jaringan demikian bersifat memusat dan menyebar. Jaringan personal yang
memusat (interlocking) mempunyai derajat integrasi yang tinggi. Sementara suatu
Jaringan personal yang menyebar (radial) mempunyai derajat integrasi yang
rendah, namun mempunyai sifat keterbukaan terhadap lingkungannya. Selanjutnya
Rogers dan Kincaid menegaskan, individu yang terlibat dalam Jaringan komunikasi
interlocking terdiri dari individu-individu yang homopili, namun kurang terbuka
terhadap lingkungannya.
Menurut
Rogers dan Kincaid (1981) dalam menjalin hubungan sosial tersebut, setiap aktor
membawa ciri-ciri kepribadiannya sendiri, sehingga konfigurasi masuknya atau
keluarnya seorang aktor dalam jalinan hubungan sosial akan mempengaruhi struktur
interaksi yang diciptakan.
Berbeda
dengan Rogers dan Kincaid yang menekankan model jaringan komunikasi pada
masyarakat yang lebih luas, DeVito lebih menekankan pada struktur jaringan
komunikasi yang terjadi dalam kelompok atau organisasi. Menurut DeVito (1997),
ada lima struktur jaringan komunikasi kelompok, yang juga akan relevan di dalam
menganalisis model jaringan komunikasi di lingkaran klik. Kelima struktur
tersebut adalah:
1) Struktur Lingkaran
2) Struktur Roda
3) Struktur Y
4) Struktur Rantai
5) Sruktur Semua Saluran.
1) Struktur Lingkaran
2) Struktur Roda
3) Struktur Y
4) Struktur Rantai
5) Sruktur Semua Saluran.
Struktur lingkaran tidak memiliki pemimpin, semua anggota
posisinya sama. Struktur roda mempunyai pemimpin yang jelas, yaitu posisinya di
pusat. Struktur Y relatif kurang tersentralisasi dibanding Karakteristik
Individu dan Perilaku Komunikasi dengan struktur roda, tetapi lebih
tersentralisasi dibanding dengan poia lainnya. Struktur rantai sama dengan
struktur lingkaran, kecuali orang yang paling ujung hanya dapat berkomunikasi dengan
satu orang saja. Struktur semua saluran atau pola bintang hampir sama dengan
struktur lingkaran, dalam arti semua anggota adalah sama dan semuanya memiliki
kekuatan yang sama untuk mempengaruhi anggota lainnya. Kelima struktur jaringan
komunikasi dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Setiap diagram menunjukan
adanya lima individu, meskipun suatu jaringan komunikasi bisa melibatkan
sejumlah orang selain lima,dan tanda panah menunjukan arah pesan itu mengalir.
Struktur lingkaran tidak memiliki pemimpin. Semua anggota
posisinya sama. Mereka memiliki wewenang atau kekuatan yang sama untuk
mempengaruhi kelompok. Setiap anggota bisa berkomunikasi dengan dua anggota
lain di sisinya.
Struktur roda memilki pemimpin yang jelas. Yaitu yang
posisinya dipusat. Orang ini merupakan satu-satunya yang dapat mengirim dan
menerima pesan dari semua anggota. Oleh karena itu, jika seorang anggota ini
berkomunikasi dengan anggota lain, maka pesannya harus disampaikan melalui
pemimpinnya.
Struktur Y relative kurang tersentralisasi di banding
dengan strukrur roda , tetapi lebih tersentralisasi dibandingkan dengan pola
lainnya. Pada struktur Y juga terdapat pemimpin yang jelas tetapi semua anggota
lain berperan sebagai pemimpin kedua. Anggota ini dapat menngirimkan dan
menerima pesan dari dua orang lainnya. Ketiga anggota lainnya komunikasinya
terbatas hanya dengan satu orang lainnya.
Struktur rantai sama dengan struktur lingkaran kecuali
bahwa para anggota yang paling ujung hanya dapat berkomunikasi dengan satu
orang saja. Keadaan terpusat juga terdapat disini. Orang yang berada di posisi
tengah lebih berperan sebagai pemimpin daripada mereka yang berada di posisi
lain.
E.
Pengaruh
Keefektifan Komunikasi Kelompok
Komunikasi yang efektif akan menciptakan hubungan kerja
yang harmonis diantara sesama anggota organisasi. Produktifitas kerja
dipengaruhi oleh hubungan kerja harmonis, besarnya pendapatan dan jaminan
sosial, tingkat pendidikan dan latihan, disiplin moral dan etika, motivasi,
kesehatan, lingkungan dan iklim kerja, manajemen, sarana produksi , kesempatan,
kepuasan, teknologi dan kebijaksanaan pemerintah.
Komunikasi merupakan unsur utama dalam setiap organisasi.
Komunikasi yang terjadi di dalam organisasi (internal communication) terutama
dalam penyampaian pesan, ide, gagasan, serta informasi baik berupa perintah,
larangan, pelimpahan wewenang, pemberian instruksi, nasihat, kebijaksanaan,
tindakan kedisiplinan, program kerja dan sebagainya harus diusahakan berjalan
dengan efektif. Keberhasilan menciptakan komunikasi internal yang efektif dan
harmonis dengan realisasi hubungan yang terbuka dan penuh pengertian akan
memberikan peningkatan produktivitas kerja karyawan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Komunikasi
kelompok secara khusus termasuk pertukaran berbagai orang yang efektif ketika
penerima pesan menyimpulkan pesan si pengirim dengan cara yang sama dengan yang
dimaksudkan oleh si pengirim. Ada keterampilan dasar dalam mengirim dan
menerima yang harus dikuasai semua anggota kelompok. Mengirim pesan termasuk
menggunakan bentuk kepemilikan yang jelas terhadap pesan yang disampaikan,
membuat pesan Anda lengkap dan khusus, yakinkan bahwa pesan lisan dan tulisan
Anda lengkap dan khusus, yakinkan bahwa pesan lisan dan tulisan Anda sama,
memberi informasi sebanyak-banyaknya, dapatkan feedback ketika pesan tersebut diterima, sesuaikan pesan yang
disampaikan dengan batasan referensi penerima pesan, jelaskan perasaan Anda dan
jelaskan perilaku anggota lain dengan memberi penilaian. Menerima pesan
termasuk menyimpulkan dengan tepat dan tanpa memberi penilaian tentang isi
pesan dan perasaan pengirim pesan dan rundingkan arti pesan sampai Anda dan
pengirim pesan setuju.
DAFTAR
PUSTAKA
Johnson,
David W., Frank P. Johson. 2012. Dinamika Kelompok Teori dan Keterampilan Edisi
kesembilan. Jakarta : PT Indeks.
Wiryanto.
Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT Grasindo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar