Daftar Blog Saya

Selasa, 26 Juni 2012

komunikasi dalam kelompok


BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang

Setiap organisasi harus mampu menghadapi tantangan bagaimana menganalisis, memanfaatkan dan mengembangkan keterampilan dan kemampuan pegawai untuk menjamin bahwa tujuan lembaga dapat tercapai. Disamping itu, organisasi juga harus menjamin bahwa pegawai yang terlibat di dalamnya dapat memperoleh kepuasan terhadap pekerjaannya sekaligus dapat membuat kontribusi yang efektif.
Motivasi merupakan kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan dan memelihara perilaku manusia. Motivasi bukan hanya satu-satunya yang mempengaruhi tingkat prestasi seseorang. Dua faktor lainnya yang terlibat adalah kemampuan individu dan pemahaman tentang perilaku yang diperlakukan untuk mencapai prestasi yang tinggi atau disebut persepsi peranan. Motivasi, kemampuan, dan persepsi peranan adalah saling berhubungan. Jadi bila salah satu faktor rendah, maka tingkat prestasi akan rendah, walaupun faktor-faktor lainnya tinggi.
Komunikasi membantu perkembangan motivasi dengan menjelaskan kepada para pegawai apa yang seharusnya dilakukan dan seberapa baik mereka bekerja. Bagi banyak pegawai, kelompok kerja mereka merupakan sumber pertama untuk interaksi sosial. Komunikasi yang terjadi di dalam kelompok tersebut merupakan mekanisme fundamental dengan mana anggota-anggota menunjukkan kekecewaan, dan rasa puas mereka. Oleh karena itu, komunikasi menunjukkan ungkapan emosional dari perasaan dan merupakan pemenuhan terhadap kebutuhan sosial. Kepuasan atas komunikasi dapat mempengaruhi kepuasan kerja, kepuasan atas komunikasi, kadang-kadang dikacaukan dengan  iklim komunikasi. Iklim merupakan fungsi dari bagaimana kepuasan anggota terhadap komunikasi dalam organisasi. Setiap perusahaan ingin agar hubungan komunikasi antara unit-unit yang ada dalam sebuah organisasi berjalan secara baik sehingga dapat memberikan kontribusi maksimal terhadap kesejahteraan perusahaan tersebut. Apabila suatu komunikasi dalam organisasi itu berjalan smoothly dan efektif maka hal ini akan menjadi faktor penting dalam keberhasilan perusahaan.
Komitmen merupakan tingkat sampai sejauhmana seseorang pegawai memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya, serta berniat untuk mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi itu. Komitmen organisasi juga merupakan nilai personal, yang kadang-kadang mengacu pada sikap loyal pada perusahaan atau komitmen pada perusahaan. Seringkali komitmen organisasional diartikan secara individu dan berhubungan dengan keterlibatan orang tersebut pada organisasi tersebut.
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubunganhubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi adalah inti komunikasi, karena jika persepsi kita tidak akurat, tidak mungkin kita berkomunikasi dengan efektif. Persepsilah yang menentukan kita memilih pesan dan mengabaikan pesan yang lain. Prasangka merupakan persepsi yang tidak tepat yang dimiliki seseorang mengenai sesuatu atau orang lain sebelum komunikasi dilakukan, yang sangat mewarnai pemahamannya terhadap pesan komunikasi.

B.   Rumusan Masalah

·         Apa arti komunikasi kelompok?
·         Bagaimana mengirim dan menerima pesan yang efektif?
·         Bagaimana komunikasi dalam pemecahan masalah kelompok?
·         Apa jaringan komunikasi?
·         Apa pengaruh keefektifan komunikasi kelompok?

C.   Tujuan

·         Tahu akan komunikasi kelompok
·         Tahu akan mengirim dan menerima pesan yang efektif
·         Tahu akan komunikasi dalam pemecahan masalah kelompok
·         Tahu akan jaringan komunikasi
·         Tahu akan pengaruh keefektifan komunikasi kelompok.
BAB II
PEMBAHASAN

A.   Pengertian Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi dan sebagainya (Anwar Arifin, 1984). Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005) mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat. Kedua definisi komunikasi kelompok di atas mempunyai kesamaan, yakni adanya komunikasi tatap muka, dan memiliki susunan rencana kerja tertentu umtuk mencapai tujuan kelompok.
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (Deddy Mulyana, 2005). Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan. Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi antarpribadi. Karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok.
B.   Mengirim dan menerima Pesan
Untuk mengirim pesan secara efektif, kriteria pengucapan pesan yag harus dilakukan adalah sebagi berikut (johnson, 2006) :
1.    Menggunakan kata ganti manusia pertama untuk menyatakan bahwa pesan tersebut benar-benar dari anda. Kepemilikan secara personal melibatkan tanggung jawab atas ide-ide dan perasaan yang diekpresikan.
2.    Menetapkan kredibilitas. Kredibilitas pengirim pesan bisa diartikan sebagai pandangan dari penerima pesan tentang kepercayaan atas pernyataan dari pengirim pesan. Kredibilitas yang tinggi dilihat saat pesan tersebut (a) reliabel pada sumbernya, (b)termotivasi untuk menyampaikan kebenaran, (c) ramah dan hangat, (d) dapat dipercaya, (e) menunjukkan keahlian, dan (f) dinamik.
3.    Membuat pesan yang lengkap dan dan spesifik, termasuk membuat pernyataan yang jelas atas informasi-informasi penitng yang disampaikan akan terhindar dai ambiguitas.
4.    Menggunakan pesan verbal dan nonverbal kongruen atau serupa. Setiap komunikasi tatap muka (face to face) melibatkan penyampaian pesan secara verbal dan nonverbal. Penerima pesan akan bingung jika pesan yang disampaikan secara verbal berbeda dengan yang nonverbal.
5.    Sediakan media yang melimpah. Mengatakan pesan lebih dari satu kali dan menggunakan berbagai media untuk menyampaikannya (tulisan atau gambar) akan membantu penerima pesan untuk memahami pesan yang disampaikan.
6.    Meminta tanggapan dari penerima pesan atas pesan yang disampaikan.
7.    Menyesuaikan cara penyampain yang pantas untuk orang yang ingin dijadikan penerima pesan. Saat menyampaikan pesan kepada atasan di kantor tentunya berbeda dengan saat menyampaikan pesan kepada bawahan.
8.    Mendiskripsikan perasaan dengan nama perasaan tersebut, perilaku, dan istilah. Seperti saat bersedih, katakan “Saya merasa sedih” atau “Rasanya seperti ingin menangis”, dan sebagianya, untuk menghindari ambiguitas.
9.    Mendiskripsikan perilaku orang lain tanpa mengevaluasi atau menilainya. Seperti saat seseorang terus memotong pebicaraan, katakan apa yang sesuai dengan yang mereka lakukan “Kau terus memotong pembicaraan” lebih baik daripada “Kau adalah orang egois yang tidak mau mendengar pendapat orang lain”.
Kredibilitas Pengirim
Suksesnya sebuah komunikasi juga ditentukan oleh kredibilitas pengirim pesan. Semakin kredibel, semakin pesan itu akan didengarkan. Apakah faktor kredibilitas pengirim?
·         Reliabel sebagai sumber informasi
·         Motivasi dalam menyampaikan kebenaran
·         Hangat dan ramah
·         Dapat dipercaya
·         Dalam posisi sebagai seorang ahli
·         Dinamis
Penerimaan Pesan
Kemampuan yang dilibatkan dalam menerima pesan adalah mengkomunikasikan keinginan untuk memahami ide atau perasaan dari pengirim pesan tanpa mengevaluasi dan jugsa memahami dan menginterpretasikan ide dan perasaan pengirim pesan. Mengkomunikasikan niat untuk ingin memahami cukup penting karena dengan begitu komunikasi akan menjadi efektif dan pesan dapat diterima dengan benar. Sedangkan mengevaluasi pesan yang dikirim akan membuat pengirim pesan menjadi defensif dan tertutup sehingga komunikasi tidak bisa berjalan lancar.
Untuk spesifikasinya, kemampuan untuk menerima pesan dijabarkan menjadi 3, sebagai berikut.
1.    Menyatakan dengan kata-kata sendiri (paraphrasing) secara akurat dan non-evaluatif tentang isi pesan dan perasaan dari pengirim pesan. Menyatakan ulang apa yang dinyatakan oleh pengirim pesan dengan kata-kata sendiri, menghindari pernyataan setuju atau pun tidak setuju, tanpa mengurangi isi pesan, dan menunjukkan pemahaman dari pesan tersebut. Dapat menyatakan pesan dengan kata-kata sendiri adalah kemampuan dasar untuk menerima pesan.
2.    Mendiskripsikan bagaimana kita melihat/merasakan apa yang dirasakan oleh pengirim pesan. Lebih baik juga jika setelah mendiskripsikan diikuti dengan menanyakan apakah itu benar apa yang pengirim pesan rasakan.
3.    Merundingkan arti dari pesan yang dikirim dengan menyatakan interpretasi kepada pengirim pesan sampai terjadinya kesepakatan tentang arti dari pesan tersebut.
Kemampuan mengirim pesan dan menerima pesan sangat penting untuk melakukan komunikasi yang efektif. Jika tidak, miskomunikasi atau kesalah dalam pengiriman pesan dan penerimaan pesan dapat terjadi sehingga apa yang ditujukan tidak tercapai.

C.   Komunikasi dalam Pemecahan Masalah Kelompok

Ketika ada masalah utk dipecahkan, mengapa suatu kelompok ataupun komite biasanya dibentuk?
Pertama-tama suatu kelompok harus menentukan tujuannya dulu. Kadang suatu kelompok secara spesifik terbentuk untuk suatu tugas tertentu  Dapat pula kelompok menentukan tujuan spesifiknya, setelah pembentukkan kelompok. Apabila  kelompok menetapkan bahwa fungsinya ialah untuk memecahkan masalah, maka ia kemudian harus mendefinisikan masalahnya sehingga setiap orang mengerti dengan persis apa yang dihadapi.
Bagi kelompok tertentu, mendefinisikan masalah itu mudah. Bagi kelompok lain, menyetujui sifat-sifat pasti masalah memerlukan waktu lama dan perdebatan. Setelah merumuskan masalahnya, suatu kelompok akan mencoba memecahkannya. Dengan 4/5 anggota yang berbeda nilai, atitude dan kepercayaan, pemecahan masalah dapat menjadi tugas yang sulit.
Pemecahan masalah kelompok sering menimbulkan ketidakpastian. Setiap individu mengembangkan cara-cara yang unik untuk memecahkan masalah individual. Apabila suatu kelompok menghadapi suatu masalah, setiap orang mencoba memecahkan masalah itu berdasarkan strategi pemecahan masalahnya sendiri. Tidak ada 2 anggota kelompok yang akan mendekati permasalahan dari perspektif yang sama. Adanya perbedaan pendekatan ini, mengakibatkan setiap anggota kelompok menjadi tidak yakin akan strateginya, dan tidak pula paham akan strategi orang lain. Kesabaran, pengertian dan komunikasi yang efektif diperlukan untuk mengatasi ketidakpastian ini.
D.   Jaringan Komunikasi

Jaringan komunikasi adalah saluran yang digunakan untuk meneruskan pesan dari satu orng ke orang lain. Jaringan ini dapat dilihat dari dua perspektif. Pertama, kelompok kecil sesuai dengan sumberdaya yang dimilikinya akan mengembangkan pola komunikasi yang menggabungkan beberapa struktur jarngan komunikasi. Jaringan komunikasi ini kemudian merupakan sistim komunikasi umum yang akan digunakan oleh kelompok dalam mengirimkan pesan dari satu orang keorang lainnya. Kedua, jaringan komunikasi ini bias dipandang sebagai struktur yang diformalkan yang diciptakan oleh organisasi sebagai sarana komunikasi organisasi. Beberapa pengertian jaringan komunikasi menurut beberapa
ahli dapat disebutkan sebagai berikut:
1) Pengertian jaringan komunikasi menurut Rogers (1983) adalah suatu jaringan yang terdiri atas: individu-individu yang saling berhubungan, yang dilmbungkan oleh arus komunikasi yang terpola.
2) Hanneman dan Mc Ever dalam Djamali (1999) menyatakan bahwa jaringan komunikasi adalah pertukaran informasi yang terjadi secara teratur antara dua orang atau lebih.
3) Knoke dan Kuklinski (1982) melihat jaringan komunikasi sebagai suatu jenis hubungan yang secara khusus merangkai individu-individu, obyek-obyek dan peristiwa-peristiwa.
4) Berger dan Chaffee mengutip pendapat Farace (1977) yang melihat jaringan komunikasi sebagai suatu pola yang teratur dari kontak antara person yang dapat diidentifikasi sebagai pertukaran informasi yang dialami seseorang di dalam sistem sosialnya (Berger dan Chaffee.1987:239).
5) Feldman dan Arnold (1993) membedakan jaringan komunikasi menjadi dua jenis, yaitu jaringan komunikasi formal (menyerupai struktur organisasi) dan jaringan komunikasi informal yang disebut juga sebagai grapevine atau benalu komunikasi.
6) Sajogyo (1996) mengistilahkan jaringan komunikasi informal ini sebagai jaringan komunikasi tradisional. Jaringan komunikasi tradisional merupakan saluran komunikasi yang paling penting untuk mobilisasi desa .
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan pengertian jaringan komunikasi secara lebih khusus sesuai dengan penelitian ini, yaitu suatu rangkaian hubungan di antara individu-individu dalam suatu sistem sosial sebagai akibat dari terjadinya pertukaran informasi di antara individu-individu tersebut, sehingga membentuk pola-pola atau model jaringan komunikasi tertentu. Rogers dan Kincaid (1981) membedakan pola atau model Jaringan komunikasi ke dalam Jaringan Personal Jari-jari (Radial Personal Network) dan Jaringan Personal Saling mengunci (Interlocking Personal Network). Model Jaringan demikian bersifat memusat dan menyebar. Jaringan personal yang memusat (interlocking) mempunyai derajat integrasi yang tinggi. Sementara suatu Jaringan personal yang menyebar (radial) mempunyai derajat integrasi yang rendah, namun mempunyai sifat keterbukaan terhadap lingkungannya. Selanjutnya Rogers dan Kincaid menegaskan, individu yang terlibat dalam Jaringan komunikasi interlocking terdiri dari individu-individu yang homopili, namun kurang terbuka terhadap lingkungannya.
Menurut Rogers dan Kincaid (1981) dalam menjalin hubungan sosial tersebut, setiap aktor membawa ciri-ciri kepribadiannya sendiri, sehingga konfigurasi masuknya atau keluarnya seorang aktor dalam jalinan hubungan sosial akan mempengaruhi struktur interaksi yang diciptakan.
Berbeda dengan Rogers dan Kincaid yang menekankan model jaringan komunikasi pada masyarakat yang lebih luas, DeVito lebih menekankan pada struktur jaringan komunikasi yang terjadi dalam kelompok atau organisasi. Menurut DeVito (1997), ada lima struktur jaringan komunikasi kelompok, yang juga akan relevan di dalam menganalisis model jaringan komunikasi di lingkaran klik. Kelima struktur tersebut adalah:
1) Struktur Lingkaran
2) Struktur Roda
3) Struktur Y
4) Struktur Rantai
5) Sruktur Semua Saluran.
Struktur lingkaran tidak memiliki pemimpin, semua anggota posisinya sama. Struktur roda mempunyai pemimpin yang jelas, yaitu posisinya di pusat. Struktur Y relatif kurang tersentralisasi dibanding Karakteristik Individu dan Perilaku Komunikasi dengan struktur roda, tetapi lebih tersentralisasi dibanding dengan poia lainnya. Struktur rantai sama dengan struktur lingkaran, kecuali orang yang paling ujung hanya dapat berkomunikasi dengan satu orang saja. Struktur semua saluran atau pola bintang hampir sama dengan struktur lingkaran, dalam arti semua anggota adalah sama dan semuanya memiliki kekuatan yang sama untuk mempengaruhi anggota lainnya. Kelima struktur jaringan komunikasi dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Setiap diagram menunjukan adanya lima individu, meskipun suatu jaringan komunikasi bisa melibatkan sejumlah orang selain lima,dan tanda panah menunjukan arah pesan itu mengalir.
Struktur lingkaran tidak memiliki pemimpin. Semua anggota posisinya sama. Mereka memiliki wewenang atau kekuatan yang sama untuk mempengaruhi kelompok. Setiap anggota bisa berkomunikasi dengan dua anggota lain di sisinya.
Struktur roda memilki pemimpin yang jelas. Yaitu yang posisinya dipusat. Orang ini merupakan satu-satunya yang dapat mengirim dan menerima pesan dari semua anggota. Oleh karena itu, jika seorang anggota ini berkomunikasi dengan anggota lain, maka pesannya harus disampaikan melalui pemimpinnya.
Struktur Y relative kurang tersentralisasi di banding dengan strukrur roda , tetapi lebih tersentralisasi dibandingkan dengan pola lainnya. Pada struktur Y juga terdapat pemimpin yang jelas tetapi semua anggota lain berperan sebagai pemimpin kedua. Anggota ini dapat menngirimkan dan menerima pesan dari dua orang lainnya. Ketiga anggota lainnya komunikasinya terbatas hanya dengan satu orang lainnya.
Struktur rantai sama dengan struktur lingkaran kecuali bahwa para anggota yang paling ujung hanya dapat berkomunikasi dengan satu orang saja. Keadaan terpusat juga terdapat disini. Orang yang berada di posisi tengah lebih berperan sebagai pemimpin daripada mereka yang berada di posisi lain.



E.   Pengaruh Keefektifan Komunikasi Kelompok

Komunikasi yang efektif akan menciptakan hubungan kerja yang harmonis diantara sesama anggota organisasi. Produktifitas kerja dipengaruhi oleh hubungan kerja harmonis, besarnya pendapatan dan jaminan sosial, tingkat pendidikan dan latihan, disiplin moral dan etika, motivasi, kesehatan, lingkungan dan iklim kerja, manajemen, sarana produksi , kesempatan, kepuasan, teknologi dan kebijaksanaan pemerintah.
Komunikasi merupakan unsur utama dalam setiap organisasi. Komunikasi yang terjadi di dalam organisasi (internal communication) terutama dalam penyampaian pesan, ide, gagasan, serta informasi baik berupa perintah, larangan, pelimpahan wewenang, pemberian instruksi, nasihat, kebijaksanaan, tindakan kedisiplinan, program kerja dan sebagainya harus diusahakan berjalan dengan efektif. Keberhasilan menciptakan komunikasi internal yang efektif dan harmonis dengan realisasi hubungan yang terbuka dan penuh pengertian akan memberikan peningkatan produktivitas kerja karyawan.

















BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

            Komunikasi kelompok secara khusus termasuk pertukaran berbagai orang yang efektif ketika penerima pesan menyimpulkan pesan si pengirim dengan cara yang sama dengan yang dimaksudkan oleh si pengirim. Ada keterampilan dasar dalam mengirim dan menerima yang harus dikuasai semua anggota kelompok. Mengirim pesan termasuk menggunakan bentuk kepemilikan yang jelas terhadap pesan yang disampaikan, membuat pesan Anda lengkap dan khusus, yakinkan bahwa pesan lisan dan tulisan Anda lengkap dan khusus, yakinkan bahwa pesan lisan dan tulisan Anda sama, memberi informasi sebanyak-banyaknya, dapatkan feedback ketika pesan tersebut diterima, sesuaikan pesan yang disampaikan dengan batasan referensi penerima pesan, jelaskan perasaan Anda dan jelaskan perilaku anggota lain dengan memberi penilaian. Menerima pesan termasuk menyimpulkan dengan tepat dan tanpa memberi penilaian tentang isi pesan dan perasaan pengirim pesan dan rundingkan arti pesan sampai Anda dan pengirim pesan setuju.














DAFTAR PUSTAKA

Johnson, David W., Frank P. Johson. 2012. Dinamika Kelompok Teori dan Keterampilan Edisi kesembilan. Jakarta : PT Indeks.
Wiryanto. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT Grasindo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar