Daftar Blog Saya

Rabu, 10 Oktober 2012

pelatihan dan pengembangan tim


BAB I

PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang
Pelatihan dan pengembangan merupakan dua konsep yang sama, yaitu untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan. Tetapi, dilihat dari tujuannya, umumnya kedua konsep tersebut dapat dibedakan. Pelatihan lebih ditekankan pada peningkatan kemampuan untuk malakukan pekerjaan yang spesifik pada saat ini, dan pengembangan lebih ditekankan pada peningkatan pengetahuan untuk melakukan pekerjaan pada masa yang akan datang, yang dilakukan melalui pendekatan yang terintegrasi dengan kegiatan lain untuk mengubah perilaku kerja.
Sumber daya manusia merupakan elemen utama organisasi dibandingkan dengan elemen lain seperti modal, teknologi, dan uang sebab manusia itu sendiri yang mengendalikan yang lain. Latihan dan pengembangan dapat didefinisikan sebagai usaha yang terencana dari organisasi untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan pegawai.
Kelompok merupakan bagian dari kehidupan manusia. Setiap hari manusia akan terlibat dalam aktifitas kelompok demikian pula kelompok merupakan bagian dari kehidupan organisasi. Pada umumnya manusia yang menjadi anggota suatu organisasi besar atau kecil memiliki kecenderungan yang kuat untuk mencari keakraban dlam kelompok-kelompok tertentu. Dimulai dari adanya kesamaan tugas pekerjaan yang dilakukan, kedekatan tempat kerja, seringnya berjumpa dan adanya kesamaan kesenangan bersama maka timbullah kedekatan satu sama lain sehiungga mereka membentuk suatu kelompok.
Dalam setiap kelompok di masyarakat dipastikan memiliki seorang pemimpin baik yang dipilih secara langsung maupun muncul dikarenakan adanya sesuatu yang menonjol dari seorang indivisu tersebut. Pemimpin dan kelompok adalah dua hal yang memiliki keterkaitan yang erat. Setiap kelompok dapat dikatekan rfektif atau tidak dapat terlihat dari adanya peranan dari pemimpin. Berdasarkan hal tersebut maka apakah satu gaya kepemimpinan dapat digunakan untuk menghadapi semua jenis kelompok yang ada di masyatrakat. Selain itu bagaimana kecocokan gaya kepeminpinan sesuai dengan perilaku kelompok di masyatrakat.

B.        Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dapat disusun sebagai berikut:
1.      Apakah pengertian pengembangan tim dan pelatihan tim?
2.      Apakah fungsi dari pengembangan dan pelatihan tim?
3.      Gejala apa yang memicu pengembangan tim dan pelatihan tim?
4.      Program apa yang diperlukan dalam pengembangan dan pelatihan tim?
5.      Tahapan apa yang ada dalam perencanaan pengembangan dan pelatihan tim?
6.      Apakah dari fungsi Training Need Analysis itu?
7.      Perencanaan dan pembuatan yang ada dalam desain pengembangan dan pelatihan tim.

C.    Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.      Memahami pengertian pengembangan dan pelatihan tim.
2.      Memahami dampak fungsi pengembangan dan pelatihan tim.
3.      Memahami gejala apa yang memicu pengembangan tim dan pelatihan tim.
4.      Memahami Program-program yang diperlukan dalam pengembangan dan pelatihan tim.
8.      Memahami Tahapan apa yang ada dalam perencanaan pengembangan dan pelatihan t
5.       
6.      Memahami Ciri-Ciri Kelompok.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Definisi Kelompok
Menurut Robbin, kelompok didefinisikan sebagai dua individu atau lebih, yang berinteraksi dan saling bergantung, yang saling bergabung untuk mencapai sasaran-sasaran tertentu. Kelompok juga dapat diartikan kumpulan orang-orang yang bergaul (berinteraksi) satu sama lain secara teratur dalam satu periode waktu serta menganggap diri mereka saling bergantung dalam kaitannya dengan pencapaian satu tujuan bersama atau lebih (Wexley dan Yuki, 2005:162). Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (Deddy Mulyana, 2005).
Dinamika adalah Kekuatan atau gerak yg timbul sendiri.
Kelompok adalah Sekumpulan individu yg saling berinteraksi.
Dinamika kelompok : Kekuatan yg ada dalam kelomok. (Keith Davis & John Newstromilid 1, 1993,208

Tujuan
Kelompok dapat diartikan sebagai sejumlah orang yang berkumpul bersama untuk mencapai suatu tujuan
Untuk mempermudah, mereka (kelompok kecil) adalah individu yang berkumpul menjadi dua orang atau lebih yang berhubungan untuk suatu tujuan dan yang menganggap hubungan itu berarti (Millis, 1967, halaman 2).
Suatu kelompok Psikologi ada secara luas karena orang-orang yang membentuknya merasa bahwa mereka mengejar tujuan yang membangun (Deutsch, 1949, halaman 136).
Saling ketergantuangan
Kelompok dapat di artikan sebagai kumpulan orang-orang yang bergantung dalam beberapa hal.
Kelompok adalah kumpulan individu yang berhubungan satu sama lain sehingga membuat mereka saling bergantungsampai ke tingkat yang penting.
Dinamika kelompok
Suatu kelompok adalah sejumlah orang yang saling berinteraksi, dan proses interaksi. Suatu kelompok dapat dianggap sebagai suatu system interaksi terbuka dimana tindakan-tindakannya menentukansusunan system dan serangkaian interaks imempunyai pengaruh yang sama pada identitas suatu system (Stodgil, 1959, halaman 18)
Suatu kelompok kecil diartikan sebagai sejumlah orang yang berinteraksi satu sama lain dengan bertatap muka atau serangkaian pertemuan, dimana setiap anggotany amendapatkan kesanataupan dangan mengenai anggota lainnya dengan cukup jelas, sehingga dapat, pada saat itu atau nantinya, bertanya atau bereaksi kepada anggota lain sebagai individu, meskipun hanya mengingat bahwa orang tersebut pernah hadir (Bales, 1950, halaman 33).
Hubungan terstruktur
Kelompok dapat diartikan sebagai sekumpulan individu yang interaksinya tersusun oleh serangkaian peran dan norma-norma.
Suatu kelompok psikologi social adalah suatu system yang tersusun dari dua orang atau lebih yang berhubungan sehingga system dapat menjalankan fungsinya, mempunyai serangkaian hubungan peran di antara anggotanya, dan mempunyai serangkaian norma-norma yang mengatur fungsi kelompok dan tiap-tiap anggotanya (McDavid, danHarari, 1968, halaman 237)
Suatu kelompok adalah suatu kesatuan social yang terdiri dari sejumlah individu yang mempunyai (lebih atau kurang) status yang pasti hubungan peran satu sama lain dan sejumlah nilai-nilai atau norma-norma mengenai peraturannya sendiri tentang perilaku tiap-tiap anggota, paling tidak dalam hal konsekuensi terhadap kelompok (SherifdanSherif, 1959, halaman 144)
Kelompok dapat diartikan sebagai sekelompok orang yang memengaruhi satu sama lain.
Kelompok kecil dapat diartikan sebagai dua atau lebih individu dalam interaksi tatap muka yang menyadari saling ketergantungan yang positif ketika mereka berusaha untuk mencapai tujuan yang menguntungkan, menyadari keanggotaan merekadalam kelompok, dan menyadari orang lain yang berada dalam kelompok.
Perkumpulan adalah sekumpulan orang yang berkumpul pada saat dan tempat yang sama tetapi tidak membentuk suatu kesatuan atau mempunyai tingkat persamaan yang umum. Ada dua posisi yang sangat berbeda, yaitu :orientasi kelompok dan orientasi individu. Orientasi kelompok mengutamakan kelompok sebagai segala-galanya.Orientasi individu mengutamakan individu dalam kelompok.
·           Tahap-Tahap Perkembangan Kelompok
Model Lima-Tahap, meliputi :
1)             Tahap pertama, pembentukan dicirikan oleh banyak sekali ketidakpastian mengenai maksud,struktur,dan kepemimpinan kelompok. Para anggota menguji-coba untuk menentukan tipe-tipe perilaku apakah yang dapat diterima dengan baik. Tahap ini selesai ketika para anggota telah mulai berpikir tentang diri mereka sendiri sebagai bagian dari suatu kelompok.
2)             Tahap dua, keributan adalah tahap konflik di dalam kelompok. Para anggota menerima baik eksistensi kelompok, tetapi melawan kendala-kendala yang dikenakan oleh kelompok terhadap individualitas.
3)             Tahap ketiga, tahap penormaan. Tahap ini berkembang hubungan antara karib dan kelompok memperagakan kekohesifan. Pada tahap ini ada rasa yang kuat akan identitas kelompok dan persahabatan.
4)             Tahap keempat,pelaksanaan. Pada titik ini struktur ini telah sepenuhnya fungsional dan diterima baik. Energy kelompok telah bergeser dari mencoba mengerti dan memahami satu sama lain ke pelaksanaan tugas di depan mata.
5)             Tahap lima, reses. Dalam tahap ini kelompok mempersiapkan pembubaran. Kinerja tugas tinggi tidak lagi merupakan prioritas puncak kelompok itu.

B.            Jenis – Jenis Kelompok
Jenis-Jenis Kelompok       :
a.       Kelompok pseudo adalah kelompok di mana anggota-anggotanya telah memutuskan untuk bekerja sama tetapi tidak seorangpun tertarik untuk menjalankannya,sebenarnya mereka bersaing.
b.      Kelompok tradisional adalah kelompok dimana anggotanya adalah di tetapkan untuk bekerja bersama dalam menerima penjelasanya.mereka saling mencari informasi tetapi tidak ada motivasi untuk melaporkan kegiatan kelompoknya.
c.       Keompok yang efektif adalah jika hasil yang di peroleh kelompok lebih besar dari pada yang di peroleh oleh para anggotanya. Kelompok jenis ini adalah kelompok yang anggotanya berkomitmen untuk memaksimalkan keberhasilan mereka sendiri dan anggota kelompok lainya.
d.      Kelompok prestasi tinggi memenihi semua kriteria suatu kelompok yang efektif dan menunjukan semua harapan yang layak yang di berikan kepada semua anggotanya. Apa yang membedakan kelompok prestasi tinggi dengan kelompok yang efektif adalah tingkat tingkat komitmen yang di miliki para anggotanya untuk mencapai kesuksesan kelompok.

John D. Rockefeller
Tidak semua kelompok itu efektif,untuk menjadi efektif suatu kelompok harus melakukan tiga hal:mencapai tujuannya,mempertahankan hubungan kerja yang baik antar anggotanya,beradaptasi terhadap situasi yang berubah-rubah dengan lingkungan sekitarnya. Pedoman ini memberikan arahan membentuk kelompok yang efektif,batasan untuk menentukan kelompok dapat berjalan dengan baik, dan alat untuk memotifasi anggota kelompok untuk berkembang.
a.       Pedoman 1 : ciptakan tujuan kelompok yang jelas, dapat di jalankan, dan berhubungan sehingga menciptakan seling ketergantungan yang pasif dn menimbulkan tingkat komitmen yang tinggi dari setiap anggota.
b.      Pedoman 2 : ciptakan komunikasi dua arah yang efektif sehingga anggota dapat menyampaikan ide dan erasaan meraka dengan tepat dan jelas.
c.       Pedoman 3 : Pastikan bahwa kepemimpinan dan keikutsertaan merata antar anggota kelompok.
d.      Pedoman 4 : Yakinkan bahwa penggunaan kekuasaan di bagi antar anggotanya dan pola pengaruhnya bermacam-macam berdasrkan kebutuhan kelompok.
e.       Pedoman 5 : Sesuaikan prosedur pengambilan keputusan dengan situasinya, waktu dan sumber daya yang tersedia dalam kelompok dan metode pengambilan keputusan yang digunakan. Dengan cara mufakat (keputusan bulat), Mufakat dapat membangkitkan keikutsertaan , persamaan kekuasaan, konflik yang membangun,
f.       Pedoman 6 : Dorong perdebatan yang timbul akibat ketidaksetujian, saling berdebat dan menyampaikan alasan, sekaligus menciptakan pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yang kreatif
g.      Pedoman 7 : Hadapipecahkan konflik yag ada dan pecahkan dengan cara yang membangun. Lima strategi dasar yang dapat di gunakan untuk mengatasi konflik kepentingan : penarikan diri, pemaksaan Inegosiasi kalah-menang),kelancaran,kompromi,dan pemecahan masalah (negosiasi yang menyatukan)

Perkembangan Kelompo Dari Waktu Ke Waktu
Teori tahap pengulangan dan teori tingkat urut-urutan. (Hill dan Gruner, 1973;Shambaugh, 1978).
Berbagai perubahan perkembangan yang ada dalam kebanyakan kelompok telah di bahasoleh lebih dari seratus teori. Kebayakan teori-teori mengambil satu dari dua pendekatan : teori terhadap pengulangan dan teori tingkat urut-urutan . Hill & Gruner ,1973; shambaugh, 1978.
Teori tingkat urut-urutan berfokus pada persoalan yang mendominasi interaksi kelompok. Robert freed bales 1965 ,contohnya ,mengatakan bahwa harus ada keseimbangan antara orientasi pekerjaan dan penyampaian emosi untuk membangun hubungan yang lebih baik antar anggota kelompok.
Sebenarnya semua penelitian yang dilakukan Tuckman melibatkan pemimpin kelompok yang pasif dan yang tidak mengarah dan tidak campur tangan dalam proses kelompok. Sebagian besar kelompok mempunyai koordinator, pemimpin kelompok, atau instruktur yang berusaha supaya kelompok dapat berjalan produktif.dengan menggunakan kesimpulan Tuckman tentang kelompok, tujuh tingkat perkembanggan :
1.        Menentukan dan menyusun prosedur.
2.        Menyesuaikan diri dengan prosedur dan memahaminya.
3.        Mengetahui arti kebersamaan dan menjadi saling percaya.
4.        Pertentangan dan perbedaan.
5.        Berkomitmen dan merasa menjadi bagian dari tujuan, prosedur, dan anggota lain.
6.        Menjadi dewasa dan produktif, dan
7.        Mengakhiri tiap-tiap tingkatan.
Tingkatan-tingkatan :
o   Menenyukan dan menyusun prosedur
Ketika kelompok terbentuk ,para anggota biasanya peduli terhadap apa yang diharapkan kelompok dari mereka dan hakikat tujuan kelompok. Anggota kelompok ingin mengetahui apa yang akan terjadi; mereka akan diterima atau tidak; bagaimana kelompok berfungsi; dll.menciptakan saling ketergantungan antar anggotanya, dan secara umum mengatur kelompok dan menjelaskan tugas awal kelompok.
o   Menyesuaikan diri dengan prosedur dan memahaminya
Anggota kelompok mulai membagi tugas-tugasnya, dan ketika para anggota mulai memahami dan membiasakan diri dengan prosedur yang ada sampai mereka dapat mengikutinya dengan mudah. Anggota kelompok bergantung pada koordinator untuk mengarahkan dan menjelaskan tentang tujuan dan prosedur kelompok.

o   Mengetahui arti kebersamaan dan saling percaya
Tingkat ketiga dari perkembanggan kelompok ditandai dengan anggota kelompok yang mulai mengetahui arti kebersamaan dan saling percaya.
o  Pertentangan dan perbedaan
Hubungan antara kelompok sering kali dibentuk melalui pembentukan saling ketergantungan dan menjadi saling bersahabat ,kemudian saling pecah karena ada nya konflik.
o   Komitmen terhadap tujuan, prosedur, dan anggota kelompok
Dalam tahap in, ketergantungan terhadap koordinator digantikan dengan ketergantungan terhadap anggota kelompok lainnya, dan penegasan terhadap prosedur yang ada digantikan dengan komitmen pribadi untuk bekerja sama.
o   Menjadi dewasa dan produktif
Ketika suatu kelompok menjadi dewasa, otonom dan produktif, munculah identitas kelompok. Anggota kelompok bekerja sama untuk mencapai tujuan sambil memastikan bahwa hubunggan antar anggota dijaga pada tingkat yang baik.
o   Mengakhiri
Kehidupan kelompok terbatas. Tujuan tercapai, tugas selesai, dan anggota kelompok berjalan sendiri-sendiri.
o   Jangka waktu setiap tingkatan
Tidak semua tingkatan berakhir pada waktu yang sama.

C.       Dasar dinamika kelompok
Dinamika kelompok adalah penelitian ilmiah tentang suatu kelompok. Dinamika kelompok adalah pusat dari keberadaan manusia, karena manusia adalah bagian dari kelompok kecil.
Kelompok ada diman-mana dalam kehidupan kita.karena kita menghabiskan waktu dalam anggota keompok yang berbeda-beda, keefektifan kelompok kita berhubunggan secara langsung dengan kualitas kehidupan kita. Namun demikian kita membutuhkan pengetahuvn tentang dinamika kelompok dan ketrampilan kelompok kecil diperlukan untuk menggunakan kelompok tersebut di sekolah,tempat kerja,di rumah atau dimanapun.
Secara umum kelompok kecil adalah interaksi dua orang atau lebih yang saling bertatap muka, tiap-tiap orang menyadari saling ketergantungan yang positif ketika mereka berusha untuk mencapai tujun yang menguntungkan, tiap-tiap orang menyadari kanggotaannya dalam kelompok, dan tiap-tiap orang menyadari adanya orang lain dalam kelompok itu.
Dalam kelompok mempunyai struktur dasar, yaitu peraturan dan norma-norma. Produktivitas kelompoook bergantung pada lima unsur “ saling ketergantungan yang positif, pertanggung jawaban individu, interaksi yang memajukan, penggunaan ketrampilan kelompok yang sesuai, proses dalam kelompok “.untuk menjadi efektif, anggota kelompok harus :
1.        Memastikan komitmen satu sama lain untuk memperjelas tujuan bersama yang menekankan saling ketergantungan anggotanya.
2.        Memastikan komunikasi yang tepat dan lengkap antar anggotanya.
3.        Memberikan sikap pemimpin dan memberikan pengaruh yang sesuai.
4.        Menggunakan prosedur penggambilan keputusan yang sesuai dengan situasinya sehingga meyakinkan bahwa semua kemungkinan cara lain mendapat perhativn yang sama dan lengkap dan bahwa alasan dan  kesimpulan tiap-tiap orang diperdebatkan dan dianalisis secara kritis,dan
5.        Memecahkan konflik yang ada dengan cara membangun.

D.      Tipe-tipe Kelomopok
a.       Kelompok Formal
Kelompok Formal menurut J.A.A. Van Doorn ialah kelompok yang mempunyai peraturan yang tegas dan sengaja diciptakan oleh para anggotanya untuk mengatur hubungan mereka, misalnya pemerintah memilih ketua, iuran anggota, dll. Kelompok Formal merupakan salah satu klasifikasi kelompok berdasarkan sistem hubungan, definisinya yaitu kelompok yang memiliki sistem hubungan yang sengaja diciptakan, sehingga unsur-unsur dalam suatu organisasi merupakan bagian-bagian fungsional yang berhubungan.
Kelompok Formal adalah kelompok kerja yang ditugaskan dan didefinisikan oleh struktur organisasi. Kelompok formal adalah (formal group) adalah suatu sub unit organisasi yang resmi yang didirikan dengan anggaran dasar organisasi atau dengan surat keputusan manajer. Kelompok formal:
§  Kelompok kerja bentukan yg didefinisikan oleh struktur organisasi.
§  Kelompok ciptaan manajer untuk memenuhi tujuan yang telah ditentukan oleh organisasi
o   Klasifikasi Kelompok Formal
Kelompok formal dibagi menjadi 2, yakni:
1.      Kelompok komando (command group)
§  Ditentukan oleh bagan organisasi
§  Terdiri dari individu-individu yang melapor ke atasannya
§  Tipe khusus dari jenis kelompok ini disebut team
Contoh: Dekan dengan dosen, kabag dengan kasub bag
Kelompok tugas:
§  Orang-orang yg secara bersama menyelesaikan tugas atau proyek tertentu
§  Belum tentu merupakan kelompok komando karena dapat lintas organisasi
§   Tipe khusus dari jenis kelompok ini disebut team
Contoh: penyelenggaraan seminar
§  Kelompok formal ada dalam setiap organisasi. Kelompok kerja, panitia, departemen kecil dan tim proyek, semuanya merupakan  contoh kelompok formal. Dalam kelompok formal, tujuan, peraturan-peraturan, keanggotaan dan pemilihan pemimpin biasanya ditentukan oleh organisasi dalam ketentuan-ketentuan atau perintah organisasi ini, namun pemimpin formal biasanya diberikan keleluasaan yang memadai atas prosedur kerja, penetapan kerja, dan alokasi ganjaran organisasi.
§  Contoh Kelompok Formal
·         Kelompok Komando
Kelompok Komando terbentuk berdasarkan struktur organisasi, seperti pada PT. Indosat, Tbk.
indosat
*Sumber dari Laporan Tahunan 2009
Berdasarkan struktur organisasi PT. Indosat Tbk di atas, terlihat bahwa setiap jabatan memiliki jalur komando dan koordinasi yang jelas, sehingga setiap jabatan mengetahui kepada siapa harus bertanggung jawab dan apa saja tugas-tugasnya. Stuktur dan tugas setiap jabatan dibuat berdasarkan kebijakan perusahaan. Setiap jabatan dalam struktur organisasi PT. Indosat, Tbk saling berhubungan satu sama lain dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.

2.      Kelompok tugas (task group)
Istilah kelompok tugas mengacu pada kelompok yang diorganisasikan untuk memenuhi kebutuhan keorganisasian melalui pengerjaan gugus tugas keorganisasian atau aktivitas-aktivitas sosial. Kelompok jenis ini sangat berguna bagi organisasi
Kelompok tugas merupakan kelompok yang terbentuk, salah satunya berdasarkan suatu proyek. Penulis mengambil contoh PT. Indosat Tbk yang salah satu tugasnya yaitu menjalankan proyek pengadaan (procurement) Tower Base Transceiver System (BTS) yang merupakan penunjang utama untuk memperluas jaringan Indosat. Dalam rangkaian proses, procurement BTS, terdapat suatu tim lintas organisasi dan juga pihak luar yang berada di bawah koordinasi divisi procurement, yaitu:
1.      Divisi Procurement Project I
2.      Divisi Procurement Project II
3.      Vendor
4.      Divisi Network Planning and Engineering
5.      Divisi Site Acquisition (Sewa/Beli)
Tim procurement merupakan kelompok tugas yang masa kerjanya selesai pada saat proyek pengadaan BTS selesai. Prosedur kerja, penetapan kerjs, dan anggaran untuk tim procurement BTS ini beradadi bawah koordinasi divisi procurement.

b.        Kelompok Informal
Kebutuhan sosial merupakan salah satu diantara motivasi pekerjaan yang paling kuat dan memaksa. Orang-orang yang membentuk organisasi akan berlaku sebagai anggota kelompok, dan keanggotaanya ini akan membentuk perilaku kerja dan sikapnya terhadap organisasi dan pekerjaan.
Kelompok ini dapat menjalankan pengendalian yang jauh lebih kuat terhadap anggotanya dari pada yang dilakukan oleh pucuk pimpinan. Oleh karena pucuk pimpinan hanya dapat mencapai tujuannya hanya dengan bekerja sama melalui orang-orangnya, maka pucuk pimpinan juga harus bekerja melalui kelompok-kelompok ini.
Terbentuknya suatu kelompok informal dapat ditimbulkan oleh banyak faktor, diantaranya: adanya rasa kebersamaan, adanya identifikasi diri, adanya pengertian perhatian dari sesama anggota kelompok, adanya petunjuk tentang tingkah laku yang dapat diterima, adanya kesempatan untuk berinisiatif dan berkreatif, adanya bantuan dari sesama anggota dalam memecahkan persoalan yang dihadapinya dan adanya perlindungan terhadap semua anggota kelompok.
o   Struktur Intern Kelompok
Demi kelestarian kelompok untuk maju ke arah terwujudnya tujuan mereka dan untuk memberikan perlindungan serta dukungan bagi kebutuhan anggotanya, maka kelompok informal ini memerlukan adanya suatu struktur intern. Struktur disini berarti seperangkat karakteristik yang bersifat khas yang mana akan menentukan hubungan diantara anggotanya. Seperangkat karakteristik ini adalah: adanya kepemimpinan di dalam kelompok, adanya standard tingkah laku kelompok, adanya sikap dan nilai-nilai kelompok, adanya tekanan untuk mengikuti, dan terdapatnya sistem status
o      Jenis-jenis Kelompok Informal
Pada umumnya di dalam suatu organisasi formal disamping terdapat kelompok-kelompok formal juga terdapat kelompok-kelompok informal. Menurut keanggotaannya kelompok informal ini dapat dibedakan ke dalam:
a)      Horizontal Cliques
Yaitu kelompok informal yang keanggotaannya terdiri dari orang-orang yang berada pada tingkatan manajemen yang sama dan bekerja dalam bidang yang sama.
b)      Vertical Cliques
Yaitu kelompok informal yang keanggotaannya terdiri dari orang-orang yang berada pada tingkatan manajemen yang berbeda-beda, akan tetapi dalam suatu bidang yang sama.
c)      Random Cliques
Yaitu kelompok informal yang keanggotaannya terdiri dari orang-orang yang berasal dari berbagai tingkatan manajemen dan yang berasal dari berbagai bidang.
Menurut sifatnya, kelompok informal  juga dapat dibedakan menjadi :
1. Kelompok kepentingan :
Yaitu mereka/sekelompok orang yang bekerja bersama-sama untuk mencapai sutau sasaran khusus yang menjadi kepedulian dari setiap orang ini. Misalnya : karyawan bergabung bersama-sama untuk menuntut jadwal luburan diubah, kenaikan tunjangan, dll.
2. Kelompok persahabatan :
Yaitu suatu kelompok di mana anggota-anggota individu mempunyai satu atau beberapa karakteristik yang bersamaan. Misalnya : suporter sepakbola, bersama- sama lulus dari suatu perguruan tinggi, dll.
o   Komunikasi Di Dalam Kelompok Informal
Salah satu ciri khas dari sistem komunikasi yang terdapat dalam kelompok informal adalah komunikasi melalui cara “Grapevine” (selentingan). Disamping itu, komunikasi juga dapat dilakukan melalui memorandum, ekspresi wajah, serta kode-kode lainnya. Komunikasi ini dapat dilakukan setiap saat disembarang tempat dan dilaksanakan secara berantai dalam waktu yang singkat dan selalu mendapatkan perhatian yang seksama. Kemampuan untuk menginterpretasikan informasi sangat peka sekali dan cenderung adanya kesamaan dalam segi persepsinya. Hal ini terjadi dikarenakan kesamaan dalam hal sikap dan nilai-nilai kelompok.

E.            Tujuan Dinamika Kelompok
Tujuan interaksi dalam Dinamika Kelompok :
1.      Mempertahankan kelompok agar tetap utuh, terpadu, berfungsi dengan baik
Keutuhan manusia itu adalah keutuhan lengkap yaitu keutuhan jasmani rohani pada diri individu, keutuhan individu dalam masyarakatnya dan keutuhan individu dan masyarakat dengan lingkungan dekat dan jauh atau luas pada semesta alam.Keutuhan manusia dalam dirinya ialah antara jasmani dan rohani tidak ada keterpecahan.
keterpaduan individu dengan ling kungan masyarakatnya.Jelas sekali individu yang sehat memerlukan cinta kasih sejak dari orang tua sampai kepada karib kerabat dan teman sejawat pada lembaga-lembaga yang mengikatnya. Manusia yang normal akan merana hati dan badan bila terpisah dari masyarakatnya.Lingkungan social dan lingkungan fisik mempengaruhi manusia dan tidak dapat melepaskan pengaruh itu. Pengaruh-pengaruh itu membentuk pola kebutuhan atau sebaliknya kebutuhan-kebutuhan jiwa raga manusia ternyata sudah terkait dengan lingkungan itu. Termasuk lingkungan yang lebih luas seperti tempat tinggal menurut area-area pengaruh iklim yang berbeda-beda di bumi.Sampai kepada sedikit atau banyaknya sinar matahari terpapar di tempat tinggalnya. Kepribadian manusia ternyata memiliki struktur yang luas rentangan fungsionalnya, walaupun struktur fisik itu kelihatannya tidak berbeda dari hewan. Fungsinyalah yang berbeda. Jadi dapat kita katakan bahwa manusia itu sama dan berbeda dari hewan. Maka keberbedaan yang sangat jauh rentangannya itulah yangmencirikan keunggulan manusia.
2.      Mempertahankan kelompok agar dapat melaksanakan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
Lingkungan merupakan sesuatu yang tidak dapat terlepas dalam diri seorang manusia dalam hal bersosialisasi karena manusia merupakan makhluk sosial yang diciptakan untuk saling berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Dan jika berbicara tentang tanggung jawab manusia terhadap lingkungan nya, memang sudah barang tentu hal tersebut merupakan suatu hal yang lumrah untuk kita cerna, karena manusia tidak terlepas dari orang banyak(masyarakat) yang berinterkasi dengan satu sama lain.
Tanggung jawab merupakan aktualisasi dan perwujudan dari sikap sadar seorang yang dikatakan manusia. Jika manusia melakukan suatu hal dengan resiko dan penyelesaian masalahnya dilakukan dalam keadaan tidak sadar, baik sakit atau pengaruh obat – obatan maka tidak dapat dikatakan sebagai si tanggung jawab. Sadar memiliki pengertian tahu, pengertian dan ingat sehingga kesadaran dapat didefinisikan sebagai pengertian dan rasa ingin tahu manusia terhadap hal yang benar baik terhadap sikap dan perbuatannya. Dimana kesadaran manusia sangat berkaitan erat denga hati dan pikiran yang terbuka dan mau menerima sejumlah informasi dan ilmu pengetahuan serta hal – hal yang benar. Selain itu, Tanggung jawab adalah sifat terpuji yang mendasar dalam diri manusia. Selaras dengan fitrah. Tapi bisa juga tergeser oleh faktor eksternal. Setiap individu memiliki sifat ini. Ia akan semakin membaik bila kepribadian orang tersebut semakin meningkat. Ia akan selalu ada dalam diri manusia karena pada dasarnya setiap insan tidak bisa melepaskan diri dari kehidupan sekitar yang menunutut kepedulian dan tanggung jawab. Inilah yang menyebabkan frekwensi tanggung jawab masing-masing individu berbeda. Untuk itu, betapa penting nya tanggung jawab dalam diri seseorang untuk diterapkan kedalam dirinya sendiri, dan lingkungan luar.
Peranan fungsional bagi anggota kelompok      :
9.      Peranan tugas
Pembagian tugas harus merata dengan memperhatikan kemampuan, peranan, dan posisi masing-masing anggota. Dengan demikian seluruh anggota kelompok ikut berpartisipasi dan terlibat, sehingga dinamika kelompok harus semakin kuat.
10.  Peranan Pemeliharaan.
Johnson ( 1975, P.27 ) juga mengidentifikasikan peranan pemeliharaan kelompok yang mampu memperkuat aspek sosial dan emosional dalam kelompok yaitu :
o   Encourager of participation : memberikan dorongan pada setiap orang untuk berpartisipasi, memberikan kontribusi, menunjukkan sikap terbuka dan mau menerima terhadap ide – ide yang lain serta mampu bersahabat dan merespon terhadap semua kelompok.
o   Harmonizerand compromiser: membujuk / mengajak anggota untuk menganalisa secara konstruktif tentang perbedaan ide / pendapat diantara anggota, mencari unsur – unsur yang umum dalam konflik dan selanjutnya melakukan rekonsilisasi.
o   Tension Reliever: memberikan waktu – waktu tertentu pada anggota untuk bersenang –senang / bersantai antar anggota kelompok , dan melakukan pendekatan kesenangan dalam  pekerjaan kelompok.
o   Communication helper : menunjukkan ketrampilan komunikasi yang baik dan menyakinkan tiap anggota kelompok untuk mengerti tentang apa yang diucapkan anggota lainnya.
o   Evaluator of emotional climate : meminta anggota tentang bagaimana mereka merasakan cara – cara  kelompok dalam bekerja dan tentang anggota satu sama lain serta untuk berbagi perasaan .
o   Prosess observer : melihat proses dalam kelompok sebagai suatu pekerjaan  dan menggunakan observasi dalam membantu menguji efektivitas kelompok.
o   Standard setter : mengekspresikan standar kelompok dan tujuannya untuk membuat anggota sadar tentang petunjuk pekerjaan dan peningkatan pencapaian tujuan serta untuk mendapatkan penerimaan secara terbuka terhadap norma – norma kelompok dan prosedurnya.
o   Active listener: mendengarkan dan menjadi audiens yang baik baik anggota lain serta mau menerima ide – ide anggota lain yang berhubungan dengan kelompok.
o   Trust Builder : mau menerima dan mendukung secara terbuka terhadap anggota kelompok lain, menguatkan terhadap pengambilan resiko dan mendorong  secara individual.
o   Interpersonal problem solver : Meningkatkan diskusi secara terbuka tentang konflik antara anggota kelompok dan mencoba menyelesaikannya serta meningkatkan kebersamaaan kelompok.

F.            Ciri-Ciri Kelompok Yang Berkembang

1.      Struktur kelompok/organisasi
Struktur kelompok adalah bentuk hubungan antara individu-individu dalam kelompok sesuai posisi dan peranan masing-masing. Struktur kelompok harus sesuai/mendukung tercapainya tujuan kelompok. Yang berhubungan dengan struktur kelompok yaitu:
a)Struktur Komunikasi
Sistim komunikasi dalam kelompok harus lancar agar pesan sampai kepada seluruh angota, komunikasi yang tidak lancar akan menimbulkan ketidakpuasan anggota, pada gilirannya kelompok menjadi tidak kompak.
b)Struktur Tugas atau Pengambilan Keputusan.
Pembagian tugas harus merata dengan memperhatikan kemampuan, peranan, dan posisi masing-masing anggota. Dengan demikian seluruh anggota kelompok ikut berpartisipasi dan terlibat, sehingga dinamika kelompok harus semakin kuat.
c)Struktur Kekuasaan atau Pengambilan Keputusan.
Kedinamisan kelompok sangat erat dengan kecepatan pengambilan keputusan selain harus jelas siapa yang mengambil keputusan dan ketidak cepatan (kelambatan) pengambilan keputusan menunjukkan lemahnya struktur kelompok
d)Sarana Terjadinya Interaksi.
Interaksi di dalam kelompok sangat diperlukan sedangkan dalam struktur kelompok harus menjamin kelancaran interaksi, kelancaran interaksi memerlukan sarana (contoh ketersediaan ruang pertemuan kelompok) dapat menjamin kelancaran interaksi antar anggota.
2. Peranan
3. Hierarki
4. Norma-norma
5. Kepemimpinan
6. Kesatuapaduan dan kepuasan



Tidak ada komentar:

Posting Komentar